Kamis, 29 Maret 2012

Memotret kehidupan seni Jawa di era Globalisasi

Globalisasi terus melaju tidak terbatas oleh ruang dan waktu, modus - modus estetika visual pada pasar modern terus memborbardir energi bawah sadar kita yaitu pemenuhan hasrat memiliki. Kegairahan hidup borjuis merangsang spirit untuk saling berkompetisi mengejar imej mencari jati diri. Dengan keadaan demikian apakah sikap kita dalam berinteraksi dengan peradaban global ini harus pasif dan jadi obyek, atau mau maju kedepan sebagai subject matter yang ikut menentukan arah. 

Dalam bidang teknologi rasanya sulit bangsa ini maju ke depan sebagai subject yg ikut menentukn arah. Tapi dalam bidang kesenian hal ini sangat mungkin. Anda semua boleh menertawakan suatu prestasi yang pernah dicapai leluhur kita dalam bidang kesenian. Candi borobudur bagaimanapun pernah tercatat sebagai 1 dr 7 keajaibn dunia. Wayang dinyatakan oleh Unesco sebagai ‘The Masterpiece of Orality For Humanity in the World’. Batik dan keris juga sejumlah tarian atau situs budaya gubahan leluhur kita dinyatakn sebagai warisan peradaban dunia.

Oleh karena itu masyarkat jawa yang membuat karya seni yang merupakan bentuk dari kepuasan dan pencapaian yang menakjubkan tersebut berpegang kukuh pada nilai tradisi budaya bangsa dan nilai - nilai religius.

Dalam menjalankan tradisi mereka ada 2 faktor yang dianggap amat penting oleh orang jawa. Tujuan yang pertama adalah untuk mendapatkan kehidupan yang penuh kedamaian,baik fisik maupun spiritual. Bagi orang Jawa sebuah upacara tradisional berguna untuk memenuhi kebutuhan spiritual mereka, shingga mereka akan selalu ingat akan kekuasaan Yang Maha Kuasa [eling marang purwa daksina ]. Sementara tradisi kebatinan orang jawa didsarkan pada kepercayaan spiritual yang sarat nilai tradisi.

Tujuan kedua adalah untuk bergaul dengan orang lain, dengan ikhlas, tulus dan saling menggantungkan [ lila lan legowo kanggo mulyaning negara ]. Selain itu sbuah tradisi Jawa juga membantu orang untuk memilki nilai kerja bersama, yang di refleksikan dalam tindakan saling membantu dalam banyak kesempatan ritual.

Tak terpngkiri adalah nyata kalau kehidupan masyarakat Jawa sarat akan ritual, kekayaan nilai - nilai di dalam ritual inilah yang membuat sebagian perupa seni tertarik mengangkatnya sebagai subject matter dalam lukisannya.

Inilah yang menunjukkan jagad.e wong Jowo tidak akan pudar. Bahkan bisa menjadi subject matter menghadapi peradaban global. Dan sudah selayknya kita lestarikan warisan budaya yang menjadi tonggak kehidupn seni dalam masyarakat Jawa.



0 komentar:

Posting Komentar